Ramalan Maya menyebutkan bahwa manusia akan mengalami
peningkatan dimensi pada 2012, kita akan ditransformasikan ke Galaksi Pleiades,
dan Galaksi Pleiades itu merupakan bintang yang terletak pada alam dimensi 4 ke
atas.
Di samping itu, mengenai 2012 ini juga ada penuturan lain yakni Sabuk Photon. Dalam susunan tata surya kita ini, setiap 20.000 tahun akan memasuki Sabuk Photon energi tinggi. Pada 16 Maret 1987 lalu Bumi melintasi Sabuk Photon ini dan meninggalkannya setelah 7 hari; begitulah setiap tahunnya, bumi akan kembali melintasi Sabuk Photon dengan pertambahan 14 hari sebelum meninggalkannya. Tahun 1988 diperlukan waktu 21 hari untuk melalui Sabuk Photon, tahun 1996 memakan waktu 133 hari, tahun 1997 memakan waktu 147 hari, tahun 2000 menghabiskan waktu 189 hari. Pada 21 Desember 2012 nanti, keseluruhan tata surya kita akan sepenuhnya masuk di dalam Sabuk Photon ini.
Di dalam alam semesta yang luas ini terdapat Sabuk Photon yang tak terhitung banyaknya, sementara yang akan dimasuki oleh tata surya kita ini adalah Sabuk Photon pada Galaksi Pleiades. Sabuk Photon ini berporos pada bintang Alcyone yang berada di dalam Galaksi Pleiades. Hingga saat ini sudah ada 6 galaksi yang telah memasuki Galaksi Pleiades sementara planet Pleiades lainnya juga mulai perlahan memasuki Galaksi dengan bentuk gerakan spiral. Yang paling dekat dengan Alcyone adalah bintang Morobei, diikuti Maya, serta 4 bintang lainnya dan tata surya kita yang juga akan segera masuk.
Energi spiritual manusia tentukan nasib bumi
Badan di mana Alcyone eksis berada pada ruang dimensi ke-5, segala sesuatu yang semakin jauh darinya dimensinya semakin kecil, namun jika masuk ke dalam galaksi ini, sedikitnya akan menempati ruang dimensi ke-4. Dengan kata lain, tata surya kita akan segera memasuki ruang dimensi ke-4, atau bisa dikatakan, bumi kita akan segera memasuki ruang dimensi ke-4.
Tentu saja bintang Alcyone tidak akan terus menetap pada ruang dimensi ke-5 saja, ia juga akan ditransformasikan ke ruang dimensi ke-6, pada saat bintang Alcyone berpindah ke ruang dimensi ke-6, maka galaksi lainnya juga akan ditransformasikan ke ruang dimensi ke-7. Inilah yang dinamakan evolusi galaksi.
Bumi yang akan memasuki medan energi ruang dimensi ke-4 berasal dari evolusi spiritual manusia bumi. Pandangan ini tepat seperti yang disebut dalam “Yi Jing” China kuno yakni konsep “spiritual dan materi adalah satu elemen” yang merupakan prinsip bahwa pikiran dan materi adalah satu tubuh yang terdiri dari dua sisi.
Namun teori seperti ini bertentangan dengan teori evolusi Darwin, sebab bukan lingkungan yang menyebabkan evolusi manusia, melainkan evolusi spiritual manusia yang menentukan perubahan segenap lingkungan di sekitarnya. Apa yang disebut dengan hipotesa survival of the fittest (yang kuat yang akan bertahan hidup) sama sekali tidak sesuai dengan evolusi spiritual, juga tidak sesuai dengan evolusi galaksi.
Sedangkan mengenai apakah planet bumi dapat memasuki ruang dimensi ke-4 dengan aman, hal ini sama sekali tidak dapat diprediksi oleh siapa pun, sebab semuanya tergantung pada keseluruhan umat manusia di bumi. Jika energi spiritual manusia pada 2012 belum mengalami peningkatan, maka bumi tidak akan mampu memasuki ruang dimensi ke-4, sehingga akan keluar dari orbitnya yang akan menyebabkan ledakan, dan seluruh umat manusia di alam semesta akan lenyap.
Konsep ruang dimensi
Apakah konsep dimensi itu? Jika kita perumpamakan dengan semut, semut hanya dapat melihat benda 2 dimensi, yakni konsep bidang datar. Bagi semut sendiri, merayap di tanah atau di dinding atau di langit-langit sama saja, sama-sama merayap. Mereka tidak mempunyai konsep 3 dimensi.
Sementara manusia sendiri hidup pada ruang dimensi ke-3, oleh karena itu semut sama sekali tidak mampu melihat keseluruhan dari manusia, hanya terlihat perubahan bayangan yang tidak tentu karena pengaruh cahaya saja, keberadaan manusia bagi semut adalah suatu misteri. Pada saat manusia menuangkan segelas air pada sekawanan semut, mereka akan mengira telah terjadi bencana alam.
Sama halnya dengan kita manusia juga tidak dapat melihat keadaan yang sebenarnya di alam dengan dimensi yang majemuk, apakah manusia yang hidup di ruang dimensi ke-4 pada saat melihat kita sama seperti pada saat kita melihat kawanan semut? Dan pada saat kita meningkat ke ruang dimensi ke-4 mungkin akan didapati, bahwa pengetahuan kita, ilmu kita, dan segala sesuatu yang kita ketahui ternyata sangat terbatas.
Semut di alam 2 dimensi tidak memiliki konsep di alam 3 dimensi, sebab dimensi yang lebih rendah tidak mampu membayangkan keberadaan dimensi yang lebih tinggi, hal ini ada hubungannya dengan struktur mata. Karena semut tidak sama dengan hewan maupun serangga lainnya, semut tidak ada istilah terbang tinggi atau rendah atau berdiri atau berjongkok. Oleh karena itu melihat dunia dari sudut pandang mereka akan selamanya terlihat garis horizontal, kemana pun mereka pergi hanyalah sebatas garis horizontal, meskipun memanjat pohon, merayap di dinding maupun pada langit-langit, tetap saja garis horizontal.
Jika seandainya mereka terjatuh, jika dikatakan jatuh bebas dari suatu ketinggian, mungkin bagi mereka adalah mati lalu kemudian terlahir kembali! Jika Anda menangkap seekor semut, rekan-rekannya akan mengira ia menghilang. Kesimpulannya, di dalam dunia mereka hanya ada titik dan garis, dan tidak ada bidang.
Para biologis konvensional membedakan makhluk hidup menjadi hewan dan tumbuhan. Hewan dapat bergerak, tumbuhan hanya dapat bergoyang sedikit kecuali bunga putri malu jika disentuh namun tidak bergerak dan tidak ada gerakan. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa hewan memiliki satu dimensi lebih banyak dari tumbuhan, dan kelebihan satu dimensi inilah yang menjadi kategori penelitian perilaku hewan. Dan kita sebagai manusia bukankah juga terkungkung dalam batasan ruang tiga dimensi saja?
“Sepuluh Penjuru Dunia” menurut Hetu Loushu
Konsep pemahaman alam dimensi nenek moyang kita jauh lebih maju daripada teknologi masa kini. Pada masa itu mereka telah memiliki konsep multi ruang dimensi, jika 6 unsur utama dalam Hetu (air, api, kayu, logam, tanah) digabungkan dengan angka dalam Loushu, maka akan terbentuk abjad Wan (= swastika) pada aliran Buddha. (gambar 1)
Lalu angka ganjil sebagai YANG, dan angka genap sebagai YIN, hawa energi YANG naik ke langit (diletakkan di bagian atas gambar), sementara hawa energi YIN ke bawah sebagai bumi (diletakkan di bagian bawah gambar), lalu angka ganjil sebagai YANG terletak di atas, dan angka genap sebagai YIN di bawah, maka dapat digambarkan terletak sebuah gambar 3 ruang dimensi, 5 unsur yang terbagi atas logam (putih), kayu (hijau), air (hitam), api (merah), tanah (kuning), yang juga melambangkan “arah” yakni kayu (timur), logam (barat), api (selatan), air (utara), tanah (pusat). Sementara “ruang dimensi” yakni 4 penjuru dan 8 arah mata angin ditambah lagi dengan atas dan bawah, persis seperti konsep 10 penjuru dunia yang dikenal dalam aliran Buddha. Dan 10 Penjuru dunia ini eksis secara tiga dimensi, dan semua ini juga terkandung di dalam tanah pusat, atau dengan kata lain semua materi terbentuk dari tanah. (gambar 2)
Menurut legenda China, Dewi Nuwa menciptakan manusia dari tanah, kepercayaan Barat mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dari tanah, yang seharusnya merupakan materi yang sama. Lalu apakah materi tersebut? Itu adalah molekul yang tersebar di seluruh ruang dimensi kita ini. (Jian Shuhui/The Epoch Times/lie)
0 komentar:
Posting Komentar