Minggu, 29 Januari 2012

HD189733b (Ilmuwan menemukan air diluar bumi)



tata-surya

Astronom mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti terbaik adanya air diluar tata surya kita di atmosfer planet raksasa yang dinamakan HD189733b.
Para astronom mengatakan mereka telah menemukan bukti terbaik adanya air di luar sistim tata surya kita disebuah planet raksasa yang berjarak 60 tahun cahaya dari bumi.
Dalam laporannya di jurnal ilmu pengetahuan Natura, para peneliti mengatakan planet itu sendiri, HD 189733b, nampaknya tidak berpenghuni tetapi bukti-bukti mendukung untuk penelitian adanya kehidupan ditata surya lain.
 “Kita tergerak untuk melakukan identifikasi tanda-tanda yang jelas adanya air di sebuah planet yang jauhnya triliyunan mil.”  Giovanna Tinetti, seorang staf dari European Space Agency di the Institute d'Astrophysique de Paris, yang memimpin studi tersebut, mengutip pengunuman hasil studinya.


Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya dalam satu tahun dengan kecepatan 186.000 mil per detik (300.000 km per detik), atau mendekati 6 trilyun mil.
Bulan dari bumi (yang nampak kalau malam itu) Cuma berjarak 1,3 detik cahaya.
 “Walaupun HD 189733b jauh dari tempat kehidupan, dan sebenarnya menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat, penemuan kami menunjukkan bahwa air disana lebih masuk akal dibanding yang kita pikirkan sebelumnya, dan metode kita dapat digunakan  pada masa yang akan datang untuk  mempelajari lingkungan kehidupan yang lebih bersahabat,” kata Tinetti.
Dari pengamatan, planet menampakkan orbit sebuah bintang dalam kumpulan (rasi) Vulpecula, muncul lebih besar pada riak gelombang yang bersesuaian dengan air, memunculkan dugaan adanya benda (substansi) di atmosfer.   
 “Kami menemukan bahwa penyerapan oleh uap air adalah paling memungkinkan terjadinya ketergantungan riak gelombang yang bervariasi dalam radius yang efektif dari planet pada gelombang inframerah,” jelas para peneliti.
HD 189733 b diketahui sebagai sebuah planet “Jupiter yang panas” – seperti gas planet Jupiter dalam sistim tata surya tetapi jauh lebih panas.
Penemuan ini bertentangan dengan studi yang mendahuluinya yang tidak menunjukkan adanya air, kata Heather Knutson, seorang ahli astronomi di Harvard University yang melakukan peninjauan ulang pada penemuan permasalahan yang sama dari alam semesta yang telah dilakukan sebelumnya.
 “Walaupun begitu, studi lebih awal melihat pada kecepatan cahaya di siang hari dari planet sementara penelitian terakhir menggunakan metode yang berbeda yaitu mengukur kecepatan cahaya diluar sisi-sisi planet atmosfer,” kata Knutson.
Diduga mungkin ada sesuatu yang tersembunyi berkenaan tanda-tanda adanya air pada pengukuran yang dilakukan sebelumnya, katanya lebih lanjut.
 “Dikemudian hari kita dapat melakukan evaluasi  pada planet-planet yang lain yang mungkin dapat mendukung adanya kehidupan dan air di lapisan atmosfernya,” kata Knutson dalam wawancara lewat telepon.


0 komentar:

Posting Komentar