Selasa, 04 September 2012

SATELIT TELKOM - 3 DAN KISAH PLANET BERCINCIN BESI

http://langitselatan.com/2012/08/23/satelit-telkom-3-dan-kisah-planet-bercincin-besi/
Selasa 7 Agustus 2012 seharusnya menjadi salah satu hari bersejarah bagi Indonesia. Di hari itu satelit telekomunikasi Telkom-3, yang dipersiapkan oleh ISS Reshetnev (Russia) bekerja sama dengan Thales Aleniaspace (Italia) dengan biaya Rp 1,9 trilyun dan bakal dioperasikan oleh PT Telkom, siap meluncur ke orbit dari landasan peluncuran 81 di kompleks kosmodrom Baikonur yang legendaris. Direncanakan untuk menempati orbit geostasioner pada ketinggian 35.786 km di atas khatulistiwa pada garis bujur 118 BT di atas pulau Sulawesi, satelit Telkom-3 bakal bekerja selama 15 tahun penuh dengan mengandalkan 24 transponder C-band 36 MHz, 8 transponder C-band 54 MHz dan 6 transponder Ku-band 54 MHz. Satelit ini tak hanya mengemban rencana bisnis PT Telkom semata, namun juga berguna bagi kepentingan strategis Indonesia khususnya sebagai salah satu tulang punggung komunikasi militer, pemerintahan dan antar badan-badan usaha milik negara.
Apa lacur, semua rencana indah itu menguap seiring gagalnya satelit Telkom-3 menempati orbit yang dituju. Roket Proton-M memang bekerja baik sehingga mulus meluncur dari Baikonur pada Selasa dinihari waktu Indonesia tanpa masalah berarti. Roket tiga tingkat dengan tinggi total 53 meter, diameter terbesar 7,4 meter dan bobot total 713 ton yang adalah kuda beban Russia menuju antariksa bekerja dengan baik mengantarkan satelit Telkom-3 dan satelit Ekspress-MD2 yang menjadi tandemnya ke orbit sirkular setinggi 173 km dengan inklinasi 50 derajat. Masalah justru terjadi pada roket pedorong Briz-M Phase III upperstage, yang di luar dugaan tidak bekerja dengan semestinya.
Gambar 1. Roket Proton-M saat meluncur pada Selasa dinihari 7 Agustus 2012 waktu Indonesia dengan membawa satelit Telkom-3 dan Ekspress-MD2.
Sumber : Roscosmos, 2012