Selasa, 21 Juni 2011

GLIESE 581 BAG 1

1....Ada misteri besar yang belum terungkap hingga saat ini. Adakah kehidupan lain di luar Bumi? Apalagi fakta menunjukkan, planet kita bagai noktah kecil tak berarti, dibandingkan isi alam semesta.


Pertanyaan itu mengilhami para ilmuwan mencari kehidupan lain, dan mencari planet-planet mirip Bumi. Salah satu yang terus dipantau adalah planet-planet yang berada di orbit bintang cebol, Gliese 581.

Dan, penelitian terbaru menunjukkan Planet Gliese 581d, yang jaraknya 20 tahun cahaya dari Bumi adalah planet pertama di luar tata surya yang resmi dinyatakan bisa mendukung kehidupan oleh para ilmuwan.

Seperti dimuat LiveScience, 17 Mei 2011, 

melalui studi model atmosfer terbaru, para astronom menemukan planet tersebut berada di wilayah 'zona bisa dihuni' memiliki kondisi mirip Bumi, termasuk memiliki samudera dan curah hujan. Kesimpulan ini konsisten dengan beberapa model penelitian sebelumnya. Meski tak secara definitif menemukan ada kehidupan di atas sana.

Meski 'mirip Bumi' para ilmuwan berpendapat, jika suatu hari nanti manusia bisa mengirim armada ekspedisi, para penjelajah luar angkasa akan menemukan dirinya berada di sebuah lingkungan yang benar-benar asing, dibandingkan Bumi.

Langitnya merah keruh, bukan biru seperti Bumi. Juga gravitasinya yang dua kali lipat, membuat berat badan siapapun yang berdiri di atasnya menjadi dobel. Tak hanya itu, atmosfer planet itu yang kaya karbondioksida tak bakal bisa dengan mudah dihirup manusia.

Sebuah model komputer baru yang mampu mensimulasikan iklim luar Bumi telah menunjukkan asumsi sebelumnya adalah salah dan dan menegaskan bahwa Gliese 581d adalah planet yang bisa menopang kehidupan.

Para ilmuwan yakin temuan itu dapat membuka jalan untuk penemuan lebih banyak potensi kehidupan di antara bintang-bintang, termasuk beberapa yang aneh dan tak terduga.

Dr Robin Wordsworth, seorang anggota tim dari Institut Pierre Simon Laplace di Paris, mengatakan, ini temuan yang sangat menggembirakan. "Sistem Gliese sangat menggembirakan bagi kita, karena relatif dekat dengan Bumi," kata dia.

"Jadi dengan teleskop generasi masa depan, kita akan dapat mencari kehidupan di Gliese 581d secara langsung."

Sebenarnya tak hanya Planet Gliese 581d yang diincar para ilmuwan. Ada juga Planet Gliese 581g atau dikenal dengan nama 'Dunia Zarmina'.

Tak hanya kemiripannya dengan Bumi yang mencengangkan. Tapi ilmuwan juga menemukan danya sinyal misterius yang dipancarkan dari planet itu. Adalah Dr Ragbir Bhathal, ilmuwan dari University of Western Sydney yang melihat sinyal aneh itu pada Desember 2008 -- jauh sebelum diumumkan bahwa ada planet yang bisa dihuni mahluk hidup di orbit bintang cebol, Gliese 581. Baca selanjutnya di sini. (sumber: ITN, LiveScience) (adi)


2.  Para ilmuwan baru-baru ini menemukan planet 'kembaran Bumi' yang berada di luar tata surya. Namanya, Planet Gliese 581g. Nama lain yang kendengarannya lebih indah adalah 'Dunia Zarmina'. Penemuan itu merupakan hasil pengamatan selama 11 tahun oleh para ilmuwan dari berbagai negara.



Para ilmuwan itu tidak cuma menemukan Dunia Zarmina, tapi juga menemukan adanya sinyal misterius yang dipancarkan dari planet yang kemudian disebutkan sebagai planet kembaran bumi itu.

Adalah Dr Ragbir Bhathal, ilmuwan dari University of Western Sydney yang melihat sinyal aneh itu pada Desember 2008 -- jauh sebelum diumumkan bahwa ada planet yang bisa dihuni mahluk hidup di orbit bintang cebol, Gliese 581.

Bhathal yang adalah anggota organisasi SETI (search for extraterrestrial intelligence) -- organisasi yang bertujuan membuka kontak dengan kehidupan lain di luar Bumi -- sedang mengamati langit ketika ia menemukan sinyal 'mencurigakan' dari area galaksi di mana Gliese 581g bermukim.

Penemuan ini menguatkan dugaan bahwa Gliese 581g adalah planet paling mirip Bumi yang pernah ditemukan. Adakah kehidupan di sana?

Penemuan Bhathal hanya sebulan sebelum para astronom mengumumkan penemuan planet Gliese 581e yang kurang bisa dihuni (habitable) dibandingkan Gliese581g -- meski keduanya terletak di sekitar bintang yang sama yang jauhnya, sekitar 20 tahun cahaya.

"Kami menemukan sinyal yang tajam, seperti laser yang selama ini kita cari-cari. Itulah yang kami temukan, dan kami sangat bersemangat," kata Bhathal seperti dimuat situs Daily Mail, 1 Oktober 2010.

Berbulan-bulan setelah penemuannya, Bhathal yang punya reputasi sebagai 'pemburu alien dari Australia' menyapu langit untuk mencari sinyal kedua -- untuk mencari tahu apakah fenomena itu adalah nyata atau justru kesalahan instrumen. Sayang, pencariannya tak menghasilkan apapun.

Namun, penemuan planet mirip Bumi di sekitar Gliese 581 - baik 581e dan 581d, membuat imajinasi publik makin liar.

Pembuat film dokumenter, RDF dan situs jejaring sosial, Bebo menggunakan teleskop radio di Ukraina untuk mengirim sinar informasi terfokus -- berisi 500 pesan dari masyarakat dalam bentuk gelombang radio yang dirahkan ke Gliese 581.

Sementara, menteri keilmuwan Australia saat itu mengorganisasi 20.000 pengguna Twitter untuk mengirim pesan ke bintang tetangga jauh Bumi di luar tata surya itu.

Dugaan bahwa benar ada kehidupan di seputar Gliese 581 saat ini dikuatkan oleh pendapat Dr Steven Vogt dari University of California, Santa Cruz. Ia mengaku 100 persen yakin ada kehidupan di planet itu.

Planet Gliese 581g berada di gugus bintang 'Zona Goldilocks' -- sebuah wilayah di angkasa yang kondisinya tak terlalu panas, juga tak terlali dingin bagi cairan yang membentuk laut, danau, maupun sungai.

Planet tersebut juga nampaknya memiliki selubung atmosfer, gravitasi seperti Bumi. Para ilmuwan berpendapat, jika benar, temuan ini adalah pendukung fakta bahwa alam semesta dipenuhi planet yang mirip dengan dunia manusia.

"Jumlah sistem yang diduga memiliki planet yang bisa dihuni mahluk hidup, mungkin sekitar 10 sampai 20 persen. Jika dikalikan dengan ratusan miliar bintang di Bima Sakti, ini jumlah yang besar."

Mungkin saja ada puluhan miliar sistem seperti ini di galaksi kita.

"Secara pribadi, mengingat kecenderungan kehidupan berkembang di mana pun, saya bisa mengatakan bahwa peluang bagi kehidupan di planet ini adalah 100 persen. Aku hampir tidak meragukannya," kata Vogt.


3...Para astronom di Amerika Serikat (AS) mengaku telah menemukan suatu planet di luar tata surya yang dihuni Bumi, namun bisa jadi cocok untuk dihuni makhluk hidup. Posisi strategis planet itu mirip dengan Bumi.

Posisi planet itu berjarak 120 triliun mil atau sekitar 193,1 triliun kilometer dari Bumi. Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa mengetahui planet itu?

Peneliti dari Universitas California di Santa Cruz, Steven Vogt, dan R Paul Butler, astronom dari Carnegie Institution di Washington mengungkapkan bahwa mereka sama-sama menggunakan teleskop canggih di darat. Namun, mereka tidak langsung menemukan planet harapan itu.

Para ilmuwan rupanya mengamati pergerakan suatu bintang -yang mereka sebut Gliese 581- selama lebih dari sebelas tahun. Bintang itulah yang menjadi orbit dari suatu planet mirip Bumi, yang belakangan mereka temukan.

Planet itu merupakan yang keenam yang ditemukan tim ilmuwan yang mengitari Gliese 581. Menurut Vogt, dua planet lain tampak menjanjikan untuk dihuni. Sedangkan yang lainnya terlalu panas.

Sebaliknya, planet kelima yang mereka temukan malah terlalu dingin. Justru planet keenam yang mereka anggap cocok, sehingga disebut goldilocks. Artinya kondisi planet itu tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas karena posisinya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari bintang.

Tadinya, planet itu akan dinamai Gliese 581g, mengingat bintang yang menjadi pusat rotasi disebut Gliese 581a. Namun, Vogt tidak setuju dengan penamaan itu. "Itu bukan nama yang sangat menarik, apalagi ini menyangkut planet yang indah," kata Vogt.

Dia lebih suka planet itu sesuai dengan nama istrinya. "Saya menyebut planet itu Dunia Zarmina," kata Vogt.

Gliese 581 dianggap sebagai "bintang cebol," hanya sepertiga dari matahari. Oleh karena itu, menurut Butler, Gliese 581 tidak akan bisa langsung terlihat dari teleskop biasa dari Bumi meski berada di konstelasi Libra.

Penemuan para astronom itu dipublikasikan di media Astrophysical Journal dan juga diumumkan oleh National Science Foundation, Rabu 29 September 2010.(Associated Press)(ywn)


.

0 komentar:

Posting Komentar